Sejak ratusan tahun silam Laut cina selatan sudah menciptakan
ketegangan, mulai dari jalur perdagangan yang sering dilewati oleh kapal dagang
hingga sumber daya alam yang melimpah, dikutip dari Tirto.id Nilai
perdagangan di jalur ini diperkirakan lebih dari 5 triliun dolar AS per tahun,
dan cadangan minyak bumi yang tersimpan sebesar 11 miliar barel serta gas alam
mencapai 190 triliun kaki kubik hal hal ini lah yang menjadi sumber perebutan
wilayah laut cina selatan.
Pada dasarnya wilayah tiongkok sangat jauh dari kepulauan
natuna, namun Tiongkok mengklaim wilayah tersebut berdasarkan Nine dash line
yang mereka klaim sepihak, dikutip dari South China Morning Post (12/07/2016),
jalur ini membentang sejauh 2.000 km dari daratan China hingga beberapa ratus
kilometer dari Filipina, Malaysia, dan Vietnam. Pada 1947, China yang masih
dikuasasi oleh Partai Kuomintang pimpinan Chiang Kai Sek memulai klaim
teritorialnya atas Laut China Selatan.
Angkatan
laut China menguasai beberapa pulau di Laut China Selatan yang telah diduduki
oleh Jepang selama perang dunia kedua. Saat itu, pemerintah Kuomintang
menciptakan garis demarkasi di peta China berupa 11 garis putus-putus atau
disebut sebagai "Eleven-Dash Line".
Pada 1949,
Republik Rakyat China didirikan dan pasukan Kuomintang melarikan diri ke
Taiwan. Selanjutnya, Pemerintah Komunis menyatakan diri sebagai
satu-satunya perwakilan sah China dan mewarisi semua klaim maritim bangsa di
wilayah tersebut. Tapi, pada awal 1950-an, dua garis putus-putus dihapus dengan
mengeluarkan Teluk Tonkin sebagai isyarat untuk kawan-kawan komunis di Vietnam
Utara, Sehingga namanya pun berubah dari menjadi Nine-Dash Line
Tiongkok,
mengklaim bahwa perairan ZEE utara natuna tumpang tindih dengan nine dash line
atau tradisional fishing zone dari tiongkok, menarik
apabila ditinjau dari konvensi Hukum Laut Internasional 1982, ZEE (Zona Ekonomi
Ekslusif) dalam pasal 57 tentang ZEE, Zona ekonomi eksklusif tidak boleh melebihi 200
mil laut dari garis pangkal darimana lebar laut teritorial diukur, sedangkan
Nine dash line atau traditional fishing zone yang dikeluarkan pemerintah
tiongkok tidak memiliki payung Hukum dalam Konvensi Hukum laut Internasional,
berdasarkan hal tersebut secara Hukum Keberadaan nelayan-nelayan China atau
negara lain 200 mil laut dari pulau Natuna dan keberadaanya untuk
mengekploitasi wilayah tersebut harus tunduk pada aturan Pasal 58 UNCLOS dalam
ayat 3 yang berbunyi harus mentaati peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Negara pantai sesuai dengan ketentuan Konvensi ini dan
peraturan hukum internsional lainnya sepanjang ketentuan tersebut tidak
bertentangan dengan ketentuan Bab ini.
Indonesia
memiliki Hak berdaulat pada Zona Ekonomi
Eksklusif (ZEE) dan Landas Kontinen pada Perairan tersebut. ZEE adalah kawasan
yang berjarak 200 mil dari pulau terluar. Di kawasan ZEE ini, Indonesia berhak
untuk memanfaatkan segala potensi sumber daya alam yang ada, termasuk ikan.
Terkait wilayah ZEE Di Natuna Menurut guru besar Universitas Indonesia dalam
wawancara di stasiun Tv swasta “Memang di wilayah tersebut adalah wilayah laut
lepas, tidak dimiliki negara. Tetapi sumber daya alam yang di dalam Zona
Ekonomi Eksklusif dan Landas Kontinen diberikan kepada negara pantai. Di
situlah kemudian Indonesia mengelola sumber daya alam yang ada di situ. Dan
apabila ada kapal negara lain yang ingin mengambil ikan di situ, tentu harus
meminta izin kepada Indonesia. Nah, sovereign right ini
yang dipermasalahkan Cina”.
Menjaga
kedaulatan tetapi tidak memancing peperangan,
Kehadiran Militer Indonesia Di Natuna sangat penting, kehilangan sipadan dan
ligitan merupakan tamaparan kepada pemerintah Indonesia untuk tidak
menyepelekan permasalahan permasalah batas wilayah dengan negara lain, meskipun
diplomasi merupakan yang diutamakan namun tidak tidak dengan tangan kosong,
dalam strategi militer Teori diterensi sudah umum digunakan, yakni persenjataan
harus disiagakan dan tidak pernah digunakan, Dalam tulisan klasik Thomas Schelling (1966) tentang deterensi, ia memaparkan konsep
bahwa strategi militer tidak bisa lagi dijadikan standar kemenangan militer. Ia
berpendapat bahwa strategi militer saat ini lebih mengarah ke seni koersi atau
intimidasi dan deterensi. Selain itu masih ingat salah satu sumber putusan
lepasnya Sipadan dan Ligitan adalah tidak adanya kehadiran pemerintah Indonesia
di kedua pulau tersebut.
Ekonomi dan kedaulatan, sebelumnya Diketahui pemerintah
Tiongkok dan Indonesia memiliki banyak perjanjian investasi berdasarkan dari
Kompas.com China pada 2019 menduduki peringkat ke 3 negara dengan investasi
terbesar di Indonesia dengan nilai investasi sebesar 2,3 miliar dollar AS atau
16,2 persen dari total PMA Dan Berdasarkan data statistik utang luar negeri Indonesia
(SULNI) yang dirilis Bank Indonesia (BI) periode terbaru, yakni per September
2019 menurut negara pemberi kredit, utang Indonesia yang berasal dari China
tercatat sebesar 17,75 miliar dollar AS atau setara Rp 274 triliun (kurs Rp
13.940), dua hal tersebut menggambarkan bagaimana ketergantungan Indonesia
kepada Tiongkok namun jangan sampai hal tersebut membuat Indonesia melunak
kepada pemerintah tiongkok, hal ini dakrenakan masalah ekonomi dan kedaulatan
negara adalah dua hal yang harus dipisahkan, namun hal ini merupakan sinyal
merah yang perlu diwaspadai pemerintah Indonesia, mengutip salah satu kejadian di Zimbabwe dimana Zimbabwe harus
rela mengganti mata uang menjadi yuan yang mencapai 40 juta dollar amerika, di
zaman modern saat ini dikenal dengan penjajahan gaya baru yakni dengan cara
memberikan hutang, seperti cara para rentenir Hutang menjadi sarana yang ampuh
dalam melemahkan suatu negara, cara china ini dalam dunia internasional dikenal
dengan Debt-Trap diplomacy, Mengambil sumber dari Wikipedia Diplomasi
jebakan utang atau debt-trap diplomacy adalah jenis diplomasi yang
didasari oleh utang-piutang dalam
sebuah hubungan bilateral antarnegara. Diplomasi
ini melibatkan suatu negara pemberi utang yang secara sengaja
memperpanjang kredit berlebihan ke negara penerima utang. Hal ini diduga dilakukan
supaya negara pemberi utang dapat memperoleh konsesi ekonomi atau politik dari
negara pengutang ketika negara tersebut tidak dapat memenuhi kewajiban utangnya
(seringkali pinjaman berbasis aset,
termasuk infrastruktur). Persyaratan pinjaman sering kali
tidak diumumkan ke masyarakat dan uang pinjaman biasanya digunakan untuk
membayar kontraktor dari negara pemberi utang, selain
Zimbabwe Salah satu contoh yang paling sering disebutkan dari dugaan
diplomasi perangkap utang oleh Tiongkok adalah pinjaman yang diberikan kepada
pemerintah Sri Lanka oleh Bank Exim
China untuk membangun Pelabuhan
Magampura Mahinda Rajapaksa dan Bandara
Internasional Mattala Rajapaksa.
Kesimpulannya, posisi Indonesia berada diatas angin,
mengingat pernyataan Tiongkok yang menyebutkan bahwa Tidak ada tumpang
tindih wilayah ZEE Indonesia dengan posisi nine dash line milik pemerintah
tiongkok, kalaupun pemerintah tiongkok meralat pernyataan tersebut putusan
Mahkamah arbitrase internasional pada tahun 2016 telah memberikan putusan bahwa
klaim china berdasar Nine dash line oleh pemerintah Tiongkok tidak memiliki
dasar, meskipun pemerintah Tiongkok sendiri memboikot mahkamah tersebut dan
menyatakan bahwa mahkamah tersebut tidak memiliki Yuridiksi, namun putusan
tersebut membawa posisi Indonesia berada di atas angin pada permasalahan ini,
namun meskipun posisi Indonesia berada diatas angin tidak harus membuat
Indonesia terlena, kehadiran Militer di Indonesia mengirimkan pesan kepada
pemerintah Tiongkok bahwa Indonesia tidak main main terkait masalah kedaulatan
negara meskipun Indoesia dan tiongkok memiliki kemesraan dalam bidang ekonomi
dan investasi tidak bisa merubah pandangan negara terkait kedaulatan, Penguatan
Militer Indonesia yang digagas oleh presiden ke 6 Indonesia Susilo Bambang
Yudhoyono, Penguatan Militer Indonesia tersebut dikenal dengan istilah Minimum
Essential Force (MEF) kini terlihat manfaatnya, terkait dengan konflik di
natuna kehadiran Hulubalang-Hulubalang terbaru Republik Indonesia akan
menimbulkan Diterent Factor bagi negara yang mencoba mengusik Garuda yang
sedang Istirahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar